kamu
ya...kamu yang selalu ada di hatiku
takkan pernah lekang oleh waktu
walau kau pernah melukiskan luka di hati ini
namun kau jugalah pelukis terindah di hati ini
walau kita takkan bertemu lagi
tapi hati ini tetap terukir namamu
kamu
ya...kamu yang selalu kurindu
kamu yang selalu terselip dalam do'a panjangku
kamu yang mengalir bersama tetesan air mataku
kamu yang ada disetiap ingatanku
kamu
ya...kamu yang takkan terlupakan
kini semua memang berbeda
tapi rasa yang pernah ada tak pernah padam
bahkan kian berjalannya waktu
aku semakin menyuburkan rasa cinta itu
lewat sepertiga malamku
kusapa tentangmu
lewat alunan ayat suci
kusapa wajahmu
kamu
ya...kamu
bidadari dunia yang begitu cantik dengan rasa kasih tulusmu
bidadari dunia yang begitu anggun dengan kasih sayangmu
Sabtu, 09 November 2013
Sabtu, 28 September 2013
Surat Rahasiaku
Kau tahu???
aku suka kau yang seperti saat ini. Rasanya, kau benar-benar seperti sahabatku. Beban rasa bersalahku terhadapmu atas rasa yang pernah kau punyai untukku, kini terasa jauh lebih ringan dan nyaman.
aku suka kau yang seperti saat ini. Rasanya, kau benar-benar seperti sahabatku. Beban rasa bersalahku terhadapmu atas rasa yang pernah kau punyai untukku, kini terasa jauh lebih ringan dan nyaman.
Entah kau masih mempunyainya atau tidak, tapi mendengar penuturanmu malam ini, membuatku benar-benar jauh merasa lebih lega.
Aku selalu berharap, rasa seperti inilah yang ingin aku rasakan terhadapmu. Kau sadar ataupun tidak, rasa suka yang pernah kau ungkapkan kepadaku, membuatku benar-benar merasa berat. karena aku tahu, akupun bersalah telah memberikan ruang agar kau menyukai sosokku yang begitu kerdil ini.
Tapi malam ini, kau telah begitu membantu hatiku untuk merasakan rasa persahabatn yang benar-benar aku inginkan. Inilah yang selama ini aku impikan.
Akhirnya kaupun menyadari apa yang selama ini yang ingin aku coba isyaratkan kepadamu. Sebenarnya kau tak sepenuhnya bersalah, akupun ikut bersalah karena membuatmu dan memberikan peluang untukmu agar melakukan kesalahan itu.
Terima kasih, Allah masih menyanyngiku dan dirimu.
Semoga kita selalu dapat bersahabat.
Sahabatku.
Kamis, 04 Juli 2013
Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah
By : Reny
Sahabat
aku tak butuh kekayaanmu
aku tak butuh harta yang berlimpah darimu
aku juga tak pernah butuh janji-janjimu
Sahabat
yang aku butuhkan adalah kehadiranmu di sisiku
rasa sayangmu kepadaku
rasa pedulimu kepadaku
pekanya hatimu terhadapku
Sahabat
dunia boleh saja terus menyakitiku
asalkan kau tetap tersenyum padaku
asalkan kau berkata 'baik-baik saja' untukku
itulah yang aku butuhkan
Sahabat
aku ingin kita benar-benar saling mencintai karena-Nya
aku ingin ketulusan kita berlandaskan cinta-Nya
aku ingin kebersamaan kita karena ridha-Nya
karena itulah yang akan membuat hati ini damai
Sahabat
tak ada setiap detik tanpa perencanaan dari-Nya
begitupun pertemuan diantara kita
Sahabat
mungkin aku memang terlahir menjadi manusia yang terlalu ego
namun karena kesabaranmulah yang dapat mendidiku untuk belajar batas-batasnya.
Sahabat
ku harap kita bersua karena allah
dan berpisahpun karena allah
Sahabat
aku tak butuh kekayaanmu
aku tak butuh harta yang berlimpah darimu
aku juga tak pernah butuh janji-janjimu
Sahabat
yang aku butuhkan adalah kehadiranmu di sisiku
rasa sayangmu kepadaku
rasa pedulimu kepadaku
pekanya hatimu terhadapku
Sahabat
dunia boleh saja terus menyakitiku
asalkan kau tetap tersenyum padaku
asalkan kau berkata 'baik-baik saja' untukku
itulah yang aku butuhkan
Sahabat
aku ingin kita benar-benar saling mencintai karena-Nya
aku ingin ketulusan kita berlandaskan cinta-Nya
aku ingin kebersamaan kita karena ridha-Nya
karena itulah yang akan membuat hati ini damai
Sahabat
tak ada setiap detik tanpa perencanaan dari-Nya
begitupun pertemuan diantara kita
Sahabat
mungkin aku memang terlahir menjadi manusia yang terlalu ego
namun karena kesabaranmulah yang dapat mendidiku untuk belajar batas-batasnya.
Sahabat
ku harap kita bersua karena allah
dan berpisahpun karena allah
Bagian Isi yang Tak Sama
kekecewaan yang paling berat, saat orang yang kita sayangi
justru menyakiti hati kita
saat kita percaya dialah yang mampu mengerti kita, justru berbalik menjadi tak kenal dengan kita.
terlalu banyak berharap dan dikecewakan itulah konsekuensi yang harus diterima saat kita berharap pada manusia.
berbilang hari, bulan bahkan tahun telah dilewati bersama, tak menutup kemungkinan dia tetap menjadi orang yang paling sering menyakiti kita.
kebersamaan yang lalu, tak juga menutup kemungkinan menjadi kemarau panjang yang dihapus oleh hujan sehari.
berusaha memberikan yang terbaik, justru menjadi cambuk bagi kita.
dan itu sangat menyakitkan.
karena waktu membuat semuanya semakin jelas jalan yang dipilih
kebersamaan yang terjadi hanya sebatas halaman depan saja.
oleh karena itu, terlalu sulit untuk saling melengkapi di bagian isi.
sisi yang ingin dia tulis dan sisi yang ingin kau gambarkan, benar-benar sesuatu yang berbeda.
mungkin awalnya kau selalu paksakan untuk tetap sama walaupun terpaksa menutup mata dan telinga dari tangisan hati yang sering teriris
kita memang tak pernah ingin bagian penutup dari buku persahabatan berakhir dengan saling menyakiti seperti.
berusaha tegar dan selalu berusaha menyalahkan diri sendiri dan mungkin menggambarkan ego yang terlalu besar sehingga menutup keberadaan dirinya.
tapi akan terasa sangat berat jika hanya salah satu dari kita yang menyadarinya.
sedangkan dia hanya pandai diam dan menyalahkan semuanya.
rasanya akan tambah sakit, saat dia berubah.
saat dia telah punya banyak yang baru di antara kau dan dia, maka dia tak membutuhkanmu lagi
saat itulah kau tak lagi termasuk bagian penting dalam catatannya yang harus dipertahankan
karena posisimu telah dapat dia pilih siapa saja yang dapat menggantikanmu
itulah bagian yang menyakitkan.
dibuang saat kau ingin tetap mempertahankanya.
andai dia bukan orang yang kau sayangi, mungkin rasanya takkan sesakit yang kau rasakan saat ini,
tapi karena dia telah menjadi bagian terpenting dalam catatanmu
dalam catatan yang ingin selalu kau sayangi dan ingin selalu kau perhatikan
maka rasanya akan sangat sembilu yang menyayat hingga begitu perih
dan juga
kau terlalu hidup di dunia khayal yang terlalu tinggi
hingga saat kau jatuh, menerima kenyataan yang tak seperti kau bayangkan...
jatuhnya menjadi terlalu dalam, membekas entah kapan akan hilang
itulah gambaran rasa dikhianati oleh orang yang kau sayangi dan kau percaya
dan dibuang oleh orang yang sangat kau pedulikan
dan ditinggalkan oleh orang yang selalu kau temani disetiap sisi kehidupan sifatnya.
kau telah tergantikan
itulah kenyataannya
terimalah dan jadikan pelajaran untukmu
biarkan waktu yang menyadarkan dia atau dia tak kan pernah sadar,
biarlah angin yang membawanya
dan luapkanlah luka hatimu pada embun di pagi hari yang akan menguap di siang hari
sakit dan pedih, jadikan saja warna yang indah diharimu
akan ada mereka yang memang pantas menerima ketulusanmu
dan tidak akan meninggalkanmu
saat kita percaya dialah yang mampu mengerti kita, justru berbalik menjadi tak kenal dengan kita.
terlalu banyak berharap dan dikecewakan itulah konsekuensi yang harus diterima saat kita berharap pada manusia.
berbilang hari, bulan bahkan tahun telah dilewati bersama, tak menutup kemungkinan dia tetap menjadi orang yang paling sering menyakiti kita.
kebersamaan yang lalu, tak juga menutup kemungkinan menjadi kemarau panjang yang dihapus oleh hujan sehari.
berusaha memberikan yang terbaik, justru menjadi cambuk bagi kita.
dan itu sangat menyakitkan.
karena waktu membuat semuanya semakin jelas jalan yang dipilih
kebersamaan yang terjadi hanya sebatas halaman depan saja.
oleh karena itu, terlalu sulit untuk saling melengkapi di bagian isi.
sisi yang ingin dia tulis dan sisi yang ingin kau gambarkan, benar-benar sesuatu yang berbeda.
mungkin awalnya kau selalu paksakan untuk tetap sama walaupun terpaksa menutup mata dan telinga dari tangisan hati yang sering teriris
kita memang tak pernah ingin bagian penutup dari buku persahabatan berakhir dengan saling menyakiti seperti.
berusaha tegar dan selalu berusaha menyalahkan diri sendiri dan mungkin menggambarkan ego yang terlalu besar sehingga menutup keberadaan dirinya.
tapi akan terasa sangat berat jika hanya salah satu dari kita yang menyadarinya.
sedangkan dia hanya pandai diam dan menyalahkan semuanya.
rasanya akan tambah sakit, saat dia berubah.
saat dia telah punya banyak yang baru di antara kau dan dia, maka dia tak membutuhkanmu lagi
saat itulah kau tak lagi termasuk bagian penting dalam catatannya yang harus dipertahankan
karena posisimu telah dapat dia pilih siapa saja yang dapat menggantikanmu
itulah bagian yang menyakitkan.
dibuang saat kau ingin tetap mempertahankanya.
andai dia bukan orang yang kau sayangi, mungkin rasanya takkan sesakit yang kau rasakan saat ini,
tapi karena dia telah menjadi bagian terpenting dalam catatanmu
dalam catatan yang ingin selalu kau sayangi dan ingin selalu kau perhatikan
maka rasanya akan sangat sembilu yang menyayat hingga begitu perih
dan juga
kau terlalu hidup di dunia khayal yang terlalu tinggi
hingga saat kau jatuh, menerima kenyataan yang tak seperti kau bayangkan...
jatuhnya menjadi terlalu dalam, membekas entah kapan akan hilang
itulah gambaran rasa dikhianati oleh orang yang kau sayangi dan kau percaya
dan dibuang oleh orang yang sangat kau pedulikan
dan ditinggalkan oleh orang yang selalu kau temani disetiap sisi kehidupan sifatnya.
kau telah tergantikan
itulah kenyataannya
terimalah dan jadikan pelajaran untukmu
biarkan waktu yang menyadarkan dia atau dia tak kan pernah sadar,
biarlah angin yang membawanya
dan luapkanlah luka hatimu pada embun di pagi hari yang akan menguap di siang hari
sakit dan pedih, jadikan saja warna yang indah diharimu
akan ada mereka yang memang pantas menerima ketulusanmu
dan tidak akan meninggalkanmu
Kamis, 13 Juni 2013
Do'aku malam ini
By : Reny
kelamnya kehidupan yang menyelimuti duniaku
mendungnya awan yang semakin menghitam di teriknya siang
bintang yang kian meredup di kala gelap menghampiri
dan anginpun mulai melemah di kala senja menemani
Ku sadari semua, aku hanyalah makhluk yang lemah
yang sering lalai dalam mengingatMu
terlampau sering melampau garis yang menyelamatkanku
hingga terlalu sering ku buta di kala malam datang
ya Allah, aku tak pernah tau
seberapa gelap kehidupan ini akan terus menyelimutiku
aku tak pernah tau,
seberapa kuat petir dibalik awan akan menghatamku
aku hanya berdo'a untuk semua ini
semoga hati ini tetap mampu mengukir senyum dihari-hariku
aku berdo'a,
semoga Engkau selalu melimpahkan ketenangan untuk damainya hati ini
agar aku tak terlalu dalam saat terjatuh
agar aku tak terlalu buta saat malam tanpa bintang menghampiriku
kelamnya kehidupan yang menyelimuti duniaku
mendungnya awan yang semakin menghitam di teriknya siang
bintang yang kian meredup di kala gelap menghampiri
dan anginpun mulai melemah di kala senja menemani
Ku sadari semua, aku hanyalah makhluk yang lemah
yang sering lalai dalam mengingatMu
terlampau sering melampau garis yang menyelamatkanku
hingga terlalu sering ku buta di kala malam datang
ya Allah, aku tak pernah tau
seberapa gelap kehidupan ini akan terus menyelimutiku
aku tak pernah tau,
seberapa kuat petir dibalik awan akan menghatamku
aku hanya berdo'a untuk semua ini
semoga hati ini tetap mampu mengukir senyum dihari-hariku
aku berdo'a,
semoga Engkau selalu melimpahkan ketenangan untuk damainya hati ini
agar aku tak terlalu dalam saat terjatuh
agar aku tak terlalu buta saat malam tanpa bintang menghampiriku
Sabtu, 08 Juni 2013
Belajar Melupakan
Dulu yang aku tahu hanyalah belajar dalam
mengingat.. Mengingat nama orang, mengingat wajah seseorang, mengingat
pelajaran dan sebagainya, tapi seiring berjalannya waktu, baru kusadari dan kutahu,
bahwa dalam hidup ini tidak selamanya kita harus belajar mengingat, ada kalanya
kita harus belajar melupakan.
Yah...akhir-akhir ini, aku mendapatkan ilham
tersebut. hehe
bahwa semua yang ada itu memang tercipta
menjadi dua sisi, ada sisi yang harus kita ingat dan sisi yang harus kita
lupakan.
Dan belajar melupakan itu bukanlah sesuatu
yang mudah, ternyata.
Makanya dia juga bisa disebut bagian dari
belajar. kita harus dapat belajar melupakan sesuatu yang harus kita lupakan
daripada kita harus terus merasakan kesedihan atau kesalahan. Tapi, ternyata
melupakan terkadang lebih sulit daripada mengingat.
Kutitip Hatiku, Allah
kuterbangun di sela-sela
kesunyian
kubasuh raga ini dengan air suciMu
berharap pengampunan yang tiada henti akan terus Kau curahkan untukku
terkadang diri ini terlalu mencintai dunia fana ini
melupakan akhirat yang akan kekal yang sedang menantiku
Allah, bibir ini menyenandungkan namaMu
menyelaraskan hatiku dengan tingkahku
kuberjuang melawan egonya manusia
berharap akan rahmat dariMu
Allah, dipenghujung malamku yang sepi ini
kutitip hati ini kepadaMu
kuserahkan semua ruang hatiku untukMu
berharap Engkau menjaganya untuk orang-orang yang kau pilih
Allah, hati ini telah terlalu lama membias
karena aku tak pandai dalam menjaga hati ini
terlalu banyak aku tenggelamkan kekubangan yang begitu kotor
Allah, jika suatu sat ada yang datang kepadaku
aku serahkan semuanya padaMu...
karena aku tak pandai dalam memilih
hanya Engkaulah yang maha pandai dalam memutuskan sesuatu
biarkanlah dia menjemput hati ini bukan pada diri ini
kuserahkan dia untuk menjemput hati ini yang ada dalam genggamanMu.
Allah, aku mencintaiMu
kubasuh raga ini dengan air suciMu
berharap pengampunan yang tiada henti akan terus Kau curahkan untukku
terkadang diri ini terlalu mencintai dunia fana ini
melupakan akhirat yang akan kekal yang sedang menantiku
Allah, bibir ini menyenandungkan namaMu
menyelaraskan hatiku dengan tingkahku
kuberjuang melawan egonya manusia
berharap akan rahmat dariMu
Allah, dipenghujung malamku yang sepi ini
kutitip hati ini kepadaMu
kuserahkan semua ruang hatiku untukMu
berharap Engkau menjaganya untuk orang-orang yang kau pilih
Allah, hati ini telah terlalu lama membias
karena aku tak pandai dalam menjaga hati ini
terlalu banyak aku tenggelamkan kekubangan yang begitu kotor
Allah, jika suatu sat ada yang datang kepadaku
aku serahkan semuanya padaMu...
karena aku tak pandai dalam memilih
hanya Engkaulah yang maha pandai dalam memutuskan sesuatu
biarkanlah dia menjemput hati ini bukan pada diri ini
kuserahkan dia untuk menjemput hati ini yang ada dalam genggamanMu.
Allah, aku mencintaiMu
Selasa, 04 Juni 2013
Sebiru Hari Ini
By : Edqoustiq
sebiru hari ini
birunya bagai
langit terang benderang
sebiru hari kita
bersama disini
seindah hari ini
indahnya bak
permadani taman surga
seindah hati
kita walau kita kan berpisah
bukankah hati
kita telah lama menyatu
dalam tali kisah
persahabatan ilahi
pegang erat
tangan kita terakhir kalinya
hapus air mata
meski kita kan berpisah
selamat jalan
teman
tetaplah
berjuang
semoga kita
bertemu kembali
kenang masa
indah kita sebiru hari ini
Diam-Diam Suka
by : Cherrybelle
Kau adalah incaran hatiku
Ku selalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Di balik senyumku ada cinta untukmu
Di balik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Kau adalah incaran hatiku
Ku selalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Di balik senyumku ada cinta untukmu
Di balik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Aku diam-diam suka kamu (suka kamu)
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu (hatimu)
Aku diam-diam suka kamu (aku diam-diam suka kamu)
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Kau adalah incaran hatiku
Ku selalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Di balik senyumku ada cinta untukmu
Di balik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Kau adalah incaran hatiku
Ku selalu memperhatikanmu
Tak henti menjadi teman berbagi
Semoga kau rasa apa yang ku rasa
Di balik senyumku ada cinta untukmu
Di balik matamu ada hati yang menunggu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Aku diam-diam suka kamu
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu
Aku diam-diam suka kamu
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Aku diam-diam suka kamu (suka kamu)
Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatimu (hatimu)
Aku diam-diam suka kamu (aku diam-diam suka kamu)
Semua kan indah seandainya aku bisa memilikimu
Senin, 03 Juni 2013
Anugrah Terindah
By: Sheila On 7
Melihat tawamu
Mendengar
senandungmu
Terlihat jelas
dimataku
Warna - warna
indahmu
Menatap
langkahmu
Meratapi kisah
hidupmu
Terlukis jelas
bahwa hatimu
Anugerah
terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan
s’lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang
layu
Saat kau
disisiku
Kembali dunia
ceria
Tegaskan bahwa
kamu
Anugerah
terindah yang pernah kumiliki
Belai lembut
jarimu
Sejuk tatap
wajahmu
Hangat peluk
janjimu
Muhasabah Cinta
By: Edcoustiq
Wahai... Pemilik
nyawaku
Betapa lemah
diriku ini
Berat ujian
dariMu
Kupasrahkan
semua padaMu
Tuhan... Baru ku
sadar
Indah nikmat
sehat itu
Tak pandai aku
bersyukur
Kini kuharapkan
cintaMu
Reff. :
Kata-kata cinta
terucap indah
Mengalun
berzikir di kidung doaku
Sakit yang
kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir
cinta air mataku
Teringat semua
yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf
dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah
cintaku...
Tuhan... Kuatkan
aku
Lindungiku dari
putus asa
Jika ku harus
mati
Pertemukan aku
denganMu
Back to Reff.
Rapuh
by Joeniar Arif
Kau tak tahu betapa rapuhnya aku
Bagai lapisan tipis air yang beku
Sentuhan lembut kan hancurkan aku
Walaupun cinta tak sempurna
Menghampiriku seketika
Ingin kau tahu betapa rapuhnya aku
* kau tak tahu betapa rapuhnya aku
Masih terasa luka di masa lalu
Ku pernah mencintai sepenuh hati
** dan ku terluka, luka membekas
Bekas membuat, buat selamanya
Selamanya ku, ku kan selalu
Ku kan selalu rapuh
Ku ingin tunjukkan kepada dunia
Tak hanya ada karena masa lalu
Tapi masih ada harapan bagi yang baru
Kau tawarkan ku sejuta harapan
Namun kenangan itu tak pernah hilang
Ku ingin kau tahu betapa rapuhnya aku
Repeat *, **
Kau datang bagai hujan
Basahi tanah hati
Tapi kau lihat sendiri
Luka ini
Repeat **
Ku kan selalu rapuh
Kau tak tahu betapa rapuhnya aku
Bagai lapisan tipis air yang beku
Sentuhan lembut kan hancurkan aku
Walaupun cinta tak sempurna
Menghampiriku seketika
Ingin kau tahu betapa rapuhnya aku
* kau tak tahu betapa rapuhnya aku
Masih terasa luka di masa lalu
Ku pernah mencintai sepenuh hati
** dan ku terluka, luka membekas
Bekas membuat, buat selamanya
Selamanya ku, ku kan selalu
Ku kan selalu rapuh
Ku ingin tunjukkan kepada dunia
Tak hanya ada karena masa lalu
Tapi masih ada harapan bagi yang baru
Kau tawarkan ku sejuta harapan
Namun kenangan itu tak pernah hilang
Ku ingin kau tahu betapa rapuhnya aku
Repeat *, **
Kau datang bagai hujan
Basahi tanah hati
Tapi kau lihat sendiri
Luka ini
Repeat **
Ku kan selalu rapuh
Minggu, 02 Juni 2013
Kalau Jodoh Takkan Kemana
Kisah ini berawal dari sebuah ketidaksengajaanku
dengan seseorang yang baru kukenal dia lewat seulas senyumku. Saat itu aku
sedang dalam perjalanan menuju kota Lampung untuk berlibur di tempat sahabat
lamaku sewaktu SMA. Awalnya aku hanya duduk sendirian, sekedar untuk membuang
penatku aku mulai mengedarkan pandanganku ke sekelilingku. tepat saat aku
memandang ke arah kursi di sebrangku, aku melihatnya. entah apa yang membuatku
tergerak untuk mengukir senyum di bibirku untuknya. seandainya saja dia
bukanlah tipe perempuan yang ramah, mungkin aku akan tampak bodoh dengan
senyumanku terhadap orang ynag sama sekali belum pernah aku kenal dan aku
lihat. Tapi ternyata dia orang yang ramah, dia membalas senyumanku. dan lewat
isyarat bibirnya dia menyapaku ;'hai'. akupun refleks membalas sapaannya.
tiba-tiba dia berdiri, aku kira dia akan pergi setelah melihat tingkah anehku yang senyum-senyum dengannya. tapi ternyata dia berjalan ke arah kursi di sampingku, dan menanyakan apakah ada orang lain di sebelahku. aku bilang tidak ada, aku memang memesan dua kursi untukku sendiri, tapi hal itu tidak beritahukan kepadanya.
obrolan antara kami berduapun mulai mengalir, dia menanyakan aku mau peri kemana, dan siapa namaku, apakah aku sudah bekerja atau masih kuliah dan beberapa pertanyaan lainnya sebagai pembuka perkenalan kami. akupun betanya hal yang sama dengannya. setelah sekian menit berlalu. dan tampaknya bahan untuk ditanyakan atau diobrolkan antara aku dan dia sudah habis, kami berdua sama-sama terdiam. hingga tiba-tiba dia berceita tentang sesuatu yang akupun juga tak terlalu mengerti.
dia meceritakan tentang orang yang dicintainya.
gubraakkk...
aku mulai takut, dia menanyakan pendapatku tentang hal itu, kenapa aku takut. karena aku juga tak pernah mengerti tentang hal tersebut. aku memutuskan untuk tidak mengenal dulu hal-hal yang begitu.
ceritanya mengalir.
dia bercerita sambil memandang ke jendela luar. memandang kegelapn malam pejalanan ini.
"aku pernah dicintai seseorang," dia mulai bercerita. sebenarnya akupun bingung, apakah wajah ini sebegitu ramahnya sehingga dia mampu bercerita tentang hal itu dengan begitu santainya selayaknya kami berdua ini adalah sahabat lama yang begitu dekat.
"dia berulang kali menytakan perasaanya padaku. tapi selalu tak pernah aku tanggapi. Aku selalu berdalih, aku ingin fokus dengan semua yang ada dulu, tak ingin membagi pikiranku untuk hal semacam itu." dia terdiam sejenak.
"orang yang mencintaiku itu selalu berkata dia akan menungguku, saat aku menolaknya secera halus. Hal itupun tak terlalu aku gubris. aku hanya mengagapnya sebatas teman. yah hanya sebatas teman,awalnya. Kenapa aku bilang awalnya, karena pada akhirnya aku justru berbalik arah dengan prinsip yang aku pegang."
"hingga pada suatu hari, aku harus pergi. aku mau melanjutkan studiku di singapur. terakhir aku bertemu dengannya adalah di hari perpisahan sekolah. Awalnya aku berniat memberi tahunya tentang kepergianku kepadanya. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, aku mengurungkan niatku untuk memberi tahunya. hingga di detik-detik terakhir hari perpisahan itu, saat foto bersama dengan seluruh teman SMA, aku tak berani menatap matanya. sebenarnya aku sadar, dia mulai gelisah dengan sikapku yang tak biasanya. Dia mencoba mendekatiku tapi aku terus menghindarinya."
setelah sekian lama aku mendengar ceritanya, akhirnya aku melontarkan pertanyaanku.
"kenapa? bukankah semestinya hubunganmu dengannya baik-baik saja?"
"iya, hubungan kami memang baik-baik saja. Tapi kondisi hatiku yang tidak baik-baik saja."
"selama ini aku telah membohongi diriku sendiri, mengatakan bahwa aku bisa menghindari semuanya dan mengatakan hatiku baik-baik saja dan tidak perlu mengenal kata cinta., tapi ternyata semuanya hanyala dunia maya yang aku ciptakan sendiri agar aku tampak mampu memegang prinsipku untuk tak membagi pikiranku dengan yang lain. Justru pada akhirnya bukan dia yang aku bohongi, tapi diriku sendirilah yang aku bohongi."
aku mulai mampu masuk ke dalam ceritanya, "kamu jatuh cinta?"
dia tersenyum ke arahku. tapi kembali dia memandang ke luar jendela.
"ya, aku jatuh cinta padanya."
"lalu?" aku bertanya padanya
"lalu aku menjadi seorang yang pembohong. aku tak mau mengakui, bahwa aku telah jatuh cinta padanya. aku terus mencoba meyakinkan diri, bahwa aku tidak jatuh cinta padanya. hingga aku lelah sendiri dengan perasaan ini."
"tapi, dia tidak tau tentang perasaanmu sesungguhnya?" ke kemabali bertanya.
"entahlah, aku tidak tau. yang aku tau untuk sekian kalinya aku menolak cintanya dan untuk sekian kalinya dia selalu mengatakan dia kan menungguku."
"sebenarnya aku tidak tau secara pasti kapan aku mulai merasakan cinta terhadapnya. yang aku sadari adalah ada rasa yang berbeda saat aku mulai memikirkanya, dan frekuensi aku memikirnya mulai lebih dari biasanya. sekuat tenaga aku terus menata ulang hatiku. aku tak ingin dia tahu abhwa kau mencintainya."
"kenapa? bukankh dia sangat mencintaimu?"
"entahlah. akupun tidak terlalu tau apa alasannya hingga aku tak ingin dia tahu."
"akhirnya hari perpisahan itu berakhir, tanpa ada kata sepatahpun antara kami berudua."
"besoknya aku langsung pergi ke singapur, tana aku tah ternyata dia datang ke rumahku beberapa menit setelah aku pergi ke bandara. tapi dia tidak mengijinkan orang rumah untuk memberi tahukan kedatanganya kepadaku."
"empat tahun telah berlalu, setelah perpisahan itu. aku mulai mampu kembali menata hatiku. kesibukan sebagai mahasiswa baru dan adaptasi hidup mandiri di negri orang membuatku mampu melupakan dia serta tugas-tugas kuliah yang begitu banyak dan kegiatan organisasiku menyita banyak waktuku, tapi sebenarnya aku tak pernah meelupaknnya dan masih terasa rasa cinta itu, getaran hatiku saat mengingat dirinya"
aku tidak bertanya, aku begitu hanyut dalam ceritanya.
"hingga pada suatu hari, saat aku membuka email lamaku yang telah sangat lama tidak aku buka. di sana terdapat 50 pesan yang belum terbaca olehku. bahkan jumlahnyapun masih aku ingat."
"kau pasti tau, pesan dari siap itu."
"dia" aku jawab
"ya, dia telah memngirimiku pesan sebanyak itu, tanpa aku tau. lalu aku mulai membacanya satu persatu. dan terasa begitu sesak di dadaku, saat membaca pesannya untukku. dia begitu merindukanku. dia bingung dengan sikapku yang tiba-tiba berubah. dia marah pada dirinya sendiri, karena terlalu mencintaiku, sehingga aku menjauhi dirinya. dia begitu menyalahkan dirinya. di pesannya, dia mengatakan, dia tidak berharap aku membalas cintannya, dia hanya berharap aku jangan menjauhinya ataupun membencinya, karena katanya rasanya saat di jauhi oleh orang yang dicintainya itu lebih menyakitkan dari apapun."
"emailnya terhenti saat di tahun ke tiga, selama satu tahun penuh itu dia tidak mengirimiku email, dan terakhir di tahun keempat ini, email terakhirnya untukku, di emaulnya dia mengatakan cintanya untukku takkan berubah. tapi dia di antara dua pilihan. dia harus bertunangan dengan orang yang telah di pilihkan orangtuanya untuk dirinya atau tetap menungguku. keputusannya ada padaku."
aku bingung,"lho?"
"ya, aku juga sama sepertimu, bingung dengan maksudnya. hingga saat aku membaca pesan di bagian akhir suratnya, dia mengatakn jika memang aku menginginkannya menungguku, datanglah ke hari ulang tahunnya yang ke 23 dengan mengenakan baju bewarna merah dan jika aku menginginkanya dia melupakanku dan menerima tunangan itu, dia memintaku mengenakan baju berwarna hijau.
"aku benar-benar bingung dibuatnya, di satu sisi aku memang mencintainya, tapi disisi lainnya aku tak ingin dia membantah keinginan orangtuanya."
"lalu?" tanyaku begitu antusiasnya.
"lalu, aku datang ke acara ulangtahunnya. Semalaman aku memikirnya, baju warna apa yang aku pilih. apakah aku harus mengakhiri semua kebohonganku atau jujur kepada diriku sendiri. aku tak tau, dan aku benar-benar sangat bingung."
dia terdiam, mengatur nafasnya yang terdengar sesak di telingaku, pasti berat baginya.
"mungkin benar kata orang, aku terlalu keras kepala dengan keputusan yang aku buat, hingga, aku tak hanya menyakiti diriku sendiri, tetapi aku juga telah menyakitinya. "
dia melihat kearahku dan tersenyum, seolah tau apa yanga akan aku pikirkan.
"ya, aku gunakan baju berwarna hijau di hari ulang tahunnya. dia melihatku datang, aku melihat begitu besar gambaran kekecewaan yang tergambar di wajahnya, seandainya dia wanita, mungkin dia menangis.tapi dia menahannya. selama pesta itu berlangsung, matanya tak lepas menatapku, aku benar-benar merasa bersalah dengannya dan sangat merasa bersalah. tapi ini kulakukan agar semuanya baik-baik saja, walaupun harus ada yang terluka pada akhirnya."
aku benar-benar terkesima dengannya, begitu kuatnya dia menahan perasaan yang ada di hatinya hingga menyakiti dirinya sendiri agar orangtua orang yang dia cintai tidak kecewa dengan anaknya.
"satu minggu setelah acara ulangtahunnya, dia resmi bertunangan dengan orang pilihan kedua orangtuanya. aku tak sanggup menghadirinya. luka di hatiku sebenarnya sangat perih. untuk itu selama satu tahun aku memilih pergi menjauh lagi dari tempat yang membuatku selalu ingat tentangnya."
"jadi sekarang?"
"ya, hari ini satu tahun aku pergi meninggalkannya, selama satu tahun ini aku tak pernah mendengar kabar tentangnya sedikitpun, aku berada di daerah perbatasan sebagai pengajar muda di sana. orang tuakupun sulit aku hubungi."
tak terasa kami sebentar lagi sampai di stasiun terakhir dan berarti aku telah sampai di kota bandar lampung. ceritanya membuatku begitu terhanyut. seperti ikut merasakan perihnya cinta yang dia alami.
"tak terasa ya, kita sudah hampir sampai," ujarnya kepadaku.
"iya, "
"makasih ya sudah mau menjadi pendengar yang setia dengan ceritaku,"
"sama-sama, aku juga senang kok mendengarnya. kau begitu hebat ya, mampu menahan semua perasaanmu walaupun harus sakit dengan semua keadaan yang menghimpitmu."
"aku tak sehebat itu kok, aku hanya sukses menjadi pembohong terbesar. dirikupun aku bohongi. tapi tak apalah, aku tak menyesalinya. mungkin inilah suratan kisah yang harus aku jalani. aku hanya berpegang kata-kata teman-temanku yang sering dipanggil "ukhti-ukhti", katanya kalo aku dan dia jodoh, gunung dan jurang dan apapun takkan mampu menghalangi kami berdua untuk menyatu, tapi kalo kami tidak jodoh, rambut di belah tujuhpun bisa menjadi penghalang kami berdua."
"yup, benar sekali, barat pepatah, kalo jodoh takkan kemana, ya nggak?"
hahaha
kami tertawa riang. kami berdua benar-benar mirip seperti sepasang sahabat yang sangat akrab.
perpisahan antara kami beduapun tak dapat kami elakkan lagi. stasiun ini menjadi saksi perpisahan kami. kami berpelukan begitu erat sebelum pergi ke tujuan kami masing-masing. walaupun kami hanya bersama beberapa jam, tapi terasa kami sangat begitu dekat, hingga tanpa terasa airmata kami menetes dengan perpisahan ini.
kamipun bertukran kartu nama sbelum benar-benar berpisah.
dia perempun yang telah mengisi kisah perjalananku. kisah yang sungguh tidak terduga. saat kami sama-sama menghilang di balik keramaian stasiun, tapi aku merasa, suatu saat aku pasti akan kembali bertemu dengannya.
dan ternyata feeling yang aku rasakan benar, dua bulan berlalu sejak pertemuan itu. aku menerima undangan pernikahan darinya. aku berfikir, dia telah menemukan orang yang akan menghapus lukanya yang lalu. tapi baru kusadari ada sesuatu yang tertulis sesudah nama mempelai laki-lakinya
(DIA)
tiba-tiba dia berdiri, aku kira dia akan pergi setelah melihat tingkah anehku yang senyum-senyum dengannya. tapi ternyata dia berjalan ke arah kursi di sampingku, dan menanyakan apakah ada orang lain di sebelahku. aku bilang tidak ada, aku memang memesan dua kursi untukku sendiri, tapi hal itu tidak beritahukan kepadanya.
obrolan antara kami berduapun mulai mengalir, dia menanyakan aku mau peri kemana, dan siapa namaku, apakah aku sudah bekerja atau masih kuliah dan beberapa pertanyaan lainnya sebagai pembuka perkenalan kami. akupun betanya hal yang sama dengannya. setelah sekian menit berlalu. dan tampaknya bahan untuk ditanyakan atau diobrolkan antara aku dan dia sudah habis, kami berdua sama-sama terdiam. hingga tiba-tiba dia berceita tentang sesuatu yang akupun juga tak terlalu mengerti.
dia meceritakan tentang orang yang dicintainya.
gubraakkk...
aku mulai takut, dia menanyakan pendapatku tentang hal itu, kenapa aku takut. karena aku juga tak pernah mengerti tentang hal tersebut. aku memutuskan untuk tidak mengenal dulu hal-hal yang begitu.
ceritanya mengalir.
dia bercerita sambil memandang ke jendela luar. memandang kegelapn malam pejalanan ini.
"aku pernah dicintai seseorang," dia mulai bercerita. sebenarnya akupun bingung, apakah wajah ini sebegitu ramahnya sehingga dia mampu bercerita tentang hal itu dengan begitu santainya selayaknya kami berdua ini adalah sahabat lama yang begitu dekat.
"dia berulang kali menytakan perasaanya padaku. tapi selalu tak pernah aku tanggapi. Aku selalu berdalih, aku ingin fokus dengan semua yang ada dulu, tak ingin membagi pikiranku untuk hal semacam itu." dia terdiam sejenak.
"orang yang mencintaiku itu selalu berkata dia akan menungguku, saat aku menolaknya secera halus. Hal itupun tak terlalu aku gubris. aku hanya mengagapnya sebatas teman. yah hanya sebatas teman,awalnya. Kenapa aku bilang awalnya, karena pada akhirnya aku justru berbalik arah dengan prinsip yang aku pegang."
"hingga pada suatu hari, aku harus pergi. aku mau melanjutkan studiku di singapur. terakhir aku bertemu dengannya adalah di hari perpisahan sekolah. Awalnya aku berniat memberi tahunya tentang kepergianku kepadanya. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, aku mengurungkan niatku untuk memberi tahunya. hingga di detik-detik terakhir hari perpisahan itu, saat foto bersama dengan seluruh teman SMA, aku tak berani menatap matanya. sebenarnya aku sadar, dia mulai gelisah dengan sikapku yang tak biasanya. Dia mencoba mendekatiku tapi aku terus menghindarinya."
setelah sekian lama aku mendengar ceritanya, akhirnya aku melontarkan pertanyaanku.
"kenapa? bukankah semestinya hubunganmu dengannya baik-baik saja?"
"iya, hubungan kami memang baik-baik saja. Tapi kondisi hatiku yang tidak baik-baik saja."
"selama ini aku telah membohongi diriku sendiri, mengatakan bahwa aku bisa menghindari semuanya dan mengatakan hatiku baik-baik saja dan tidak perlu mengenal kata cinta., tapi ternyata semuanya hanyala dunia maya yang aku ciptakan sendiri agar aku tampak mampu memegang prinsipku untuk tak membagi pikiranku dengan yang lain. Justru pada akhirnya bukan dia yang aku bohongi, tapi diriku sendirilah yang aku bohongi."
aku mulai mampu masuk ke dalam ceritanya, "kamu jatuh cinta?"
dia tersenyum ke arahku. tapi kembali dia memandang ke luar jendela.
"ya, aku jatuh cinta padanya."
"lalu?" aku bertanya padanya
"lalu aku menjadi seorang yang pembohong. aku tak mau mengakui, bahwa aku telah jatuh cinta padanya. aku terus mencoba meyakinkan diri, bahwa aku tidak jatuh cinta padanya. hingga aku lelah sendiri dengan perasaan ini."
"tapi, dia tidak tau tentang perasaanmu sesungguhnya?" ke kemabali bertanya.
"entahlah, aku tidak tau. yang aku tau untuk sekian kalinya aku menolak cintanya dan untuk sekian kalinya dia selalu mengatakan dia kan menungguku."
"sebenarnya aku tidak tau secara pasti kapan aku mulai merasakan cinta terhadapnya. yang aku sadari adalah ada rasa yang berbeda saat aku mulai memikirkanya, dan frekuensi aku memikirnya mulai lebih dari biasanya. sekuat tenaga aku terus menata ulang hatiku. aku tak ingin dia tahu abhwa kau mencintainya."
"kenapa? bukankh dia sangat mencintaimu?"
"entahlah. akupun tidak terlalu tau apa alasannya hingga aku tak ingin dia tahu."
"akhirnya hari perpisahan itu berakhir, tanpa ada kata sepatahpun antara kami berudua."
"besoknya aku langsung pergi ke singapur, tana aku tah ternyata dia datang ke rumahku beberapa menit setelah aku pergi ke bandara. tapi dia tidak mengijinkan orang rumah untuk memberi tahukan kedatanganya kepadaku."
"empat tahun telah berlalu, setelah perpisahan itu. aku mulai mampu kembali menata hatiku. kesibukan sebagai mahasiswa baru dan adaptasi hidup mandiri di negri orang membuatku mampu melupakan dia serta tugas-tugas kuliah yang begitu banyak dan kegiatan organisasiku menyita banyak waktuku, tapi sebenarnya aku tak pernah meelupaknnya dan masih terasa rasa cinta itu, getaran hatiku saat mengingat dirinya"
aku tidak bertanya, aku begitu hanyut dalam ceritanya.
"hingga pada suatu hari, saat aku membuka email lamaku yang telah sangat lama tidak aku buka. di sana terdapat 50 pesan yang belum terbaca olehku. bahkan jumlahnyapun masih aku ingat."
"kau pasti tau, pesan dari siap itu."
"dia" aku jawab
"ya, dia telah memngirimiku pesan sebanyak itu, tanpa aku tau. lalu aku mulai membacanya satu persatu. dan terasa begitu sesak di dadaku, saat membaca pesannya untukku. dia begitu merindukanku. dia bingung dengan sikapku yang tiba-tiba berubah. dia marah pada dirinya sendiri, karena terlalu mencintaiku, sehingga aku menjauhi dirinya. dia begitu menyalahkan dirinya. di pesannya, dia mengatakan, dia tidak berharap aku membalas cintannya, dia hanya berharap aku jangan menjauhinya ataupun membencinya, karena katanya rasanya saat di jauhi oleh orang yang dicintainya itu lebih menyakitkan dari apapun."
"emailnya terhenti saat di tahun ke tiga, selama satu tahun penuh itu dia tidak mengirimiku email, dan terakhir di tahun keempat ini, email terakhirnya untukku, di emaulnya dia mengatakan cintanya untukku takkan berubah. tapi dia di antara dua pilihan. dia harus bertunangan dengan orang yang telah di pilihkan orangtuanya untuk dirinya atau tetap menungguku. keputusannya ada padaku."
aku bingung,"lho?"
"ya, aku juga sama sepertimu, bingung dengan maksudnya. hingga saat aku membaca pesan di bagian akhir suratnya, dia mengatakn jika memang aku menginginkannya menungguku, datanglah ke hari ulang tahunnya yang ke 23 dengan mengenakan baju bewarna merah dan jika aku menginginkanya dia melupakanku dan menerima tunangan itu, dia memintaku mengenakan baju berwarna hijau.
"aku benar-benar bingung dibuatnya, di satu sisi aku memang mencintainya, tapi disisi lainnya aku tak ingin dia membantah keinginan orangtuanya."
"lalu?" tanyaku begitu antusiasnya.
"lalu, aku datang ke acara ulangtahunnya. Semalaman aku memikirnya, baju warna apa yang aku pilih. apakah aku harus mengakhiri semua kebohonganku atau jujur kepada diriku sendiri. aku tak tau, dan aku benar-benar sangat bingung."
dia terdiam, mengatur nafasnya yang terdengar sesak di telingaku, pasti berat baginya.
"mungkin benar kata orang, aku terlalu keras kepala dengan keputusan yang aku buat, hingga, aku tak hanya menyakiti diriku sendiri, tetapi aku juga telah menyakitinya. "
dia melihat kearahku dan tersenyum, seolah tau apa yanga akan aku pikirkan.
"ya, aku gunakan baju berwarna hijau di hari ulang tahunnya. dia melihatku datang, aku melihat begitu besar gambaran kekecewaan yang tergambar di wajahnya, seandainya dia wanita, mungkin dia menangis.tapi dia menahannya. selama pesta itu berlangsung, matanya tak lepas menatapku, aku benar-benar merasa bersalah dengannya dan sangat merasa bersalah. tapi ini kulakukan agar semuanya baik-baik saja, walaupun harus ada yang terluka pada akhirnya."
aku benar-benar terkesima dengannya, begitu kuatnya dia menahan perasaan yang ada di hatinya hingga menyakiti dirinya sendiri agar orangtua orang yang dia cintai tidak kecewa dengan anaknya.
"satu minggu setelah acara ulangtahunnya, dia resmi bertunangan dengan orang pilihan kedua orangtuanya. aku tak sanggup menghadirinya. luka di hatiku sebenarnya sangat perih. untuk itu selama satu tahun aku memilih pergi menjauh lagi dari tempat yang membuatku selalu ingat tentangnya."
"jadi sekarang?"
"ya, hari ini satu tahun aku pergi meninggalkannya, selama satu tahun ini aku tak pernah mendengar kabar tentangnya sedikitpun, aku berada di daerah perbatasan sebagai pengajar muda di sana. orang tuakupun sulit aku hubungi."
tak terasa kami sebentar lagi sampai di stasiun terakhir dan berarti aku telah sampai di kota bandar lampung. ceritanya membuatku begitu terhanyut. seperti ikut merasakan perihnya cinta yang dia alami.
"tak terasa ya, kita sudah hampir sampai," ujarnya kepadaku.
"iya, "
"makasih ya sudah mau menjadi pendengar yang setia dengan ceritaku,"
"sama-sama, aku juga senang kok mendengarnya. kau begitu hebat ya, mampu menahan semua perasaanmu walaupun harus sakit dengan semua keadaan yang menghimpitmu."
"aku tak sehebat itu kok, aku hanya sukses menjadi pembohong terbesar. dirikupun aku bohongi. tapi tak apalah, aku tak menyesalinya. mungkin inilah suratan kisah yang harus aku jalani. aku hanya berpegang kata-kata teman-temanku yang sering dipanggil "ukhti-ukhti", katanya kalo aku dan dia jodoh, gunung dan jurang dan apapun takkan mampu menghalangi kami berdua untuk menyatu, tapi kalo kami tidak jodoh, rambut di belah tujuhpun bisa menjadi penghalang kami berdua."
"yup, benar sekali, barat pepatah, kalo jodoh takkan kemana, ya nggak?"
hahaha
kami tertawa riang. kami berdua benar-benar mirip seperti sepasang sahabat yang sangat akrab.
perpisahan antara kami beduapun tak dapat kami elakkan lagi. stasiun ini menjadi saksi perpisahan kami. kami berpelukan begitu erat sebelum pergi ke tujuan kami masing-masing. walaupun kami hanya bersama beberapa jam, tapi terasa kami sangat begitu dekat, hingga tanpa terasa airmata kami menetes dengan perpisahan ini.
kamipun bertukran kartu nama sbelum benar-benar berpisah.
dia perempun yang telah mengisi kisah perjalananku. kisah yang sungguh tidak terduga. saat kami sama-sama menghilang di balik keramaian stasiun, tapi aku merasa, suatu saat aku pasti akan kembali bertemu dengannya.
dan ternyata feeling yang aku rasakan benar, dua bulan berlalu sejak pertemuan itu. aku menerima undangan pernikahan darinya. aku berfikir, dia telah menemukan orang yang akan menghapus lukanya yang lalu. tapi baru kusadari ada sesuatu yang tertulis sesudah nama mempelai laki-lakinya
(DIA)
Kamis, 30 Mei 2013
Tak Pandai Bersyukur
Siang itu aku sedang berada di dalam bis Indralaya yang akan
membawaku ke kota Palembang. Seperti bis yang lainnya, kalau belum penuh atau
minimal ada sepuluh penumpang, biasanya bis ini takkan berangkat samapi kuota
yang diinginkan si supir maupun kernetnya tercapai.
sebenarnya siang itu aku tak terlalu berantusias untuk pergi,
karena begitu teriknya matahari bersinar jadi rasanya matahri itu ada di depan
mukaku, tapi karena sesuatu yag "urgen" jadi kupaksakan saja kaki ini
melangkah, hingga terdampar di dalam bis yang masih "ngetem".
tak sengaja sambil menunggu bis itu memenuhi kuotanya mereka,
aku melihat-lihat keluar kaca bis, sekedar untuk membuang penat siang yang
panas itu.
di luar, tepat di samping bis yang sedang aku tumpangi ini, ada
seorang bapak-bapak yang aku tebak umurnya sekitar 40an atau mungkin lebih.
atau boleh jadi kurang. karena yang aku tahu, terkadang karena beitu kerasnya
hidup ini, dapat membuat wajah makhluk hidup di dunia ini tampak jauh lebih tua
dibandingkan dengan umurnya.
Bapak itu tampak kumal, dengan bekas karung beras yang tak auh
lebih kumal lagi darinya, yang dia letakkan di pundak sebelah kirinya,
sedangkan tangan sebelah kanannya memegang semacam besi panjang yang ujungnya
dibuat melengkun agar dapat digunakan untuk mengambil barang-barang bekas
sejenis cangkir-cangkir plastik, botol dan barang bekas lainnya.
kulitanya hitam legam, terbakar panasnya matahari yang tiada
kira ini. aku melihatnya menjadikan aku semakin tahu betapa kerasnya hidup ini.
saat aku dapat begitu santainya duduk di bis ini, untuk
berpergian walaupun sedikit merasakan uap panas dari matahari, tapi setidaknya
aku sekarang sedang menggunakan pakaian yang bersih, rapi dan wangi. tidak ada
sobekan sana-sini yang membuatku malu.
tapi, pakaian yang bapak itu gunakan. warnanya sudah mendekati
kata uzur, telah bercampu denga warna tanah serta debu-deebu kota ini..
aku yang sedang duduk manis di bis ini, sambil minum susu dengan
santainya, sedangkan beliau sedang mengais sejumput rezeki untuk sekedar
menemukan sebuah cangkir plastik yang sekiranya sangat tidak sebanding dengan
harga susu yang aku minum ini.
aku yanga aakn dengan mudahnya mengeluarkan uang sekitar Rp
7000,- untuk membayar ongkosku pergi ke palembang, tapi di luar sana bapak itu
harus menelan semua debu kota ini dan panasnya kota ini. untuk sekedar
mendapatkan uang seribu atau dua ribu dari hasil ia menjual barang bekasnya.
Sungguh, terkadang aku terlalu sangat sering tidak pandai
bersyukur dengan semua yang telah allah berikan kepadaku.
sedangkan di luar sana masih begitu banyak orang yang harus
menderita demi mendapatka sebutir nasi untuk hari ini.
Episode untuk kita
Mata
yang sembab, menangisi kehidupan yang begitu berat.
jadikanlah sepotong kisah dalam hidupmu.
jangan sesali apa yang telah terjadi.
semuanya pasti ada hikmah yang tersirat.
berikanlah waktu kemarin sebagai waktunya air matamu mengalir seperti sungai.
tapi berikanlah waktu masa depanmu untuk melangkah menjemput cerahnya matahari besok yang pasti akan bersinar untukmu.
dunia ini takkan selamanya gelap.
allah telah mengajari kita lewat rotasi bumi.
ada bagian yang akan gelap
ada bagian yang akan terang.
mungkin saaat ini, kita sedang berada di posisi malam
tapi yakinlah, akan ada saatnya datang cerahnya pagi dan terangnya siang
dunia ini memang penuh makna, tapi bagi mereka yang mau berpikir.
allah telh banyak menyampaikn pesannya lewat semua yang Dia ciptakan untu kita
tapi sekai lagi, yang sadar hanyalah mereka yang mau berpikir.
persiapkanlah esokmu yang cerah
agar kau tak perlu lagi menangis menyesali yang ada.
masa lalu bukanlah untuk dipermasalahkan ataupun ditangisi, akan etapi masa lalu adalah pelajaran berharga buat kita.
gapai masa depanmu, dan nikmatilah setiap episode yang allah buatkan untuk kita.
jadikanlah sepotong kisah dalam hidupmu.
jangan sesali apa yang telah terjadi.
semuanya pasti ada hikmah yang tersirat.
berikanlah waktu kemarin sebagai waktunya air matamu mengalir seperti sungai.
tapi berikanlah waktu masa depanmu untuk melangkah menjemput cerahnya matahari besok yang pasti akan bersinar untukmu.
dunia ini takkan selamanya gelap.
allah telah mengajari kita lewat rotasi bumi.
ada bagian yang akan gelap
ada bagian yang akan terang.
mungkin saaat ini, kita sedang berada di posisi malam
tapi yakinlah, akan ada saatnya datang cerahnya pagi dan terangnya siang
dunia ini memang penuh makna, tapi bagi mereka yang mau berpikir.
allah telh banyak menyampaikn pesannya lewat semua yang Dia ciptakan untu kita
tapi sekai lagi, yang sadar hanyalah mereka yang mau berpikir.
persiapkanlah esokmu yang cerah
agar kau tak perlu lagi menangis menyesali yang ada.
masa lalu bukanlah untuk dipermasalahkan ataupun ditangisi, akan etapi masa lalu adalah pelajaran berharga buat kita.
gapai masa depanmu, dan nikmatilah setiap episode yang allah buatkan untuk kita.
Rabu, 29 Mei 2013
dia
Saat dia pergi, mungkin
air mata ini rasanya takkan pernah kering untuk mengiringinya sepanjang jalan
hidup ini.
dan ternyata hingga kinipun memang air mata ini mengalir untuk setiap do'a yang kulantunkan untuknya.
walaupun goresan cerita hidupku di bagian ini tak pernah terbayangkan olehku, dan andaipun aku membayangkannya, aku selalu berteriak, aku takkan sanggup.
tapi hingga kini aku mampu tersenyum dan bilang aku baik-baik saja.
allah memang akan menguji hambanya sesuai dengan kesanggupannya.
allah maha adil, itu sangat benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi
hanya keadilan manusialah yang sangat dipertanyakan dan patut untuk dipertanyakan
jadi bagi kalian yang merasa dunia ini terasa tidak adil buat kalian, itulah yang membuat dunia kalian sempit. karena kalian sendirilah yang membuat dunia ini tidak adil buat kalian. kalian telah membuat sempit dunia ini yang semestinya sangat begitu luas, karena allah telah membuatnya dan menciptakannya menjadi sangat luas. tapi hal ini hanya akan disadari oleh mereka yang mau berpikir.
berpikirlah bahwa kau makhlik beruntung yang pernah ada di dunia ini, tapi ingat batasannya jangan sampai membawamu pada kesombongan yang sangat dibenci oleh allah, bawalah dunia ini menjadi keberuntungan bagimu dan bawalah dirimu ke kesederhanaan sebagai bentuk rasa syukur kita.
nikmatilah apa yang telah allah anugrahkan untuk kita, jalani cerita yang allah buat untuk kita, allah takkan pernah inginkan kesulitan pada ummatNya, kecuali kita sendiri yang menginginkan menajadi makhluk yang hidupnya selalu susah. keputusan ada di tanganmu.
dan ternyata hingga kinipun memang air mata ini mengalir untuk setiap do'a yang kulantunkan untuknya.
walaupun goresan cerita hidupku di bagian ini tak pernah terbayangkan olehku, dan andaipun aku membayangkannya, aku selalu berteriak, aku takkan sanggup.
tapi hingga kini aku mampu tersenyum dan bilang aku baik-baik saja.
allah memang akan menguji hambanya sesuai dengan kesanggupannya.
allah maha adil, itu sangat benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi
hanya keadilan manusialah yang sangat dipertanyakan dan patut untuk dipertanyakan
jadi bagi kalian yang merasa dunia ini terasa tidak adil buat kalian, itulah yang membuat dunia kalian sempit. karena kalian sendirilah yang membuat dunia ini tidak adil buat kalian. kalian telah membuat sempit dunia ini yang semestinya sangat begitu luas, karena allah telah membuatnya dan menciptakannya menjadi sangat luas. tapi hal ini hanya akan disadari oleh mereka yang mau berpikir.
berpikirlah bahwa kau makhlik beruntung yang pernah ada di dunia ini, tapi ingat batasannya jangan sampai membawamu pada kesombongan yang sangat dibenci oleh allah, bawalah dunia ini menjadi keberuntungan bagimu dan bawalah dirimu ke kesederhanaan sebagai bentuk rasa syukur kita.
nikmatilah apa yang telah allah anugrahkan untuk kita, jalani cerita yang allah buat untuk kita, allah takkan pernah inginkan kesulitan pada ummatNya, kecuali kita sendiri yang menginginkan menajadi makhluk yang hidupnya selalu susah. keputusan ada di tanganmu.
depan yang gelap
jika aku masih bisa tertawa,,aku akan tertawa, aku tak ingin menggunakan waktuku untuk menangis kecuali karena Dia yang maha karya.
mungkin di depanku masih begitu gelap, aku tak tau akan ada di mana langkah ini berpijak.
walaupun begitu, langkahku akan tetap berusaha melanjutkannya. Menguatkan hati adalah caraku dalam melangkah, keyakinan diri adalah caraku dalam memutuskan arah mana yang akan aku pilih.
mungkin pijakan kaki ini memberi begitu berat tantanganku untuk melangkahkan kaki ini. tapi aku yakin apapun itu, allah pasti telah merangkai cerita yang indah untuk hidupku, sekarang waktunya kaki ini untuk berusaha menggapai indahnya cerita yang allah tetapkan untukku.
Selasa, 23 April 2013
Semakin membaca, semakin bodoh
apakah kalian suka buku?
atau kalian suka membaca?
atau buku dan membaca itu sebenarnya sama saja?
hehe..
bingung?
apalagi saya?
Tapi apapun itu, jika kalian tidak suka membaca, cobalah untuk menyukainya. Bagi yang memang suka membaca, perluas lagi bacaan kalian.
Bukan maksud untuk sok pintar atau segala jenis sok lainnya. Semakin kau banyak membaca maka kau akan semakin sadar betapa bodohnya dirimu. Itulah nasehat ibuku yang paling aku ingat.
Nasehat itu ternyata tak sekedar nasehat kosong dari sekian orang yang telah aku nilai berkompenten dibidangnya, mengucapkan kalimat itu kembali secara berulang. Memang benar kok, bacalah dan kau akan tahu kebodohanmu. Jadi hanya orang yang mau merugi yang tidak mau membaca. Dengan membaca, kau akan tahu betapa luasnya dunia ini, dengan membaca kau akan tahu betapa luasnya jagad raya ini, dengan membaca kau akan tahu betapa luasnya ilmu pengetahuan ini dan dengan membaca kau akan semakin memahami untuk apa kau diciptakan oleh Allah SWT.
Akhir-akhir ini aku telah tersadarkan lagi akan kelalaianku. Sadarnyapun karena itu tadi, membaca. Tidak ada yang sia-sia jika mau membaca. Bacalah apa saja yang ingin kau baca. Itu saja kok.
Nah, bagi kamu yang awalnya tidak suka membaca, mulailah dengan membaca apa saja yang kau sukai, apa saja yang kau minati, tidak harus membaca buku-buku yang sangking tebalnya, bantal aja kalah. Haha. Jika kau mulainya dari sekarang maka manfaatnya akan terbukti.
Nah, bagi kamu yang awalnya tidak suka membaca, mulailah dengan membaca apa saja yang kau sukai, apa saja yang kau minati, tidak harus membaca buku-buku yang sangking tebalnya, bantal aja kalah. Haha. Jika kau mulainya dari sekarang maka manfaatnya akan terbukti.
Bisa jadi kau mulai membaca tulisan-tulisan yang ada di pagar rumah tetangga, tulisan-tulisan yang ada di mobil-mobil lewat. Tapi tetap selektif itu harus dimiliki. Selektiflah dalam membaca, carilah yang kira-kira memang akan beermanfaat bagi dirimu, dia, dan semuanya. Kira-kira aja, kalo nggak bermanfaat, buat apa dibaca, apalagi kalau justru merugikan.
Yang perlu diingat, tidak harus bacaannya ilmiah-ilmiah melulu yang bahasanya mesti buka kamus ratusan kali, yang istilahnya baru sekali seumur hidup bacanya, hehe, karya fiksi itu juga bermanfaat kok, majalah, artikel, komik dan lain-lain,pokoknya mulailah dari sesuatu yang membuatmu berminat. Jangan sampai baru liat bukunya aja kamu sudah menguap puluhan kali, apalagi kalau buka halaman pertamanya justru membuatmu bermimpi indah. Haha. Jadi yang santai-santai saja, nggak harus selalu serius kok.
Sabtu, 20 April 2013
Bersyukur
Hidup di jalanan
Bukalah sesuatu yang asing bagiku
Bermandikan panasnya matahari
Juga bukan hal yang aku takuti
Apalagi sekedar tubuh mungil ini diguyur air hujan
Tidak akan menyurutkan semangatku
Semangatku berbeda dengan kalian
Semangatku bukan untuk bersekolah
Semangatku bukan untuk menggenggam pena
Semangatku adalah ada ibuku yang terbaring lemah di
atas kardus-kardus bekas buku kalian
Semangatku adalah ada ayahku yang kian hari
Kian keras memukul punggungku
Tubuhku memang masih mungil,
Usiakupun masih dilindungi oleh
undang-undang anak dibawah umur, kata orang di sana
dan akupun tak memahaminya
Aku menantang matahari untuk sekedar
menjajakan daganganku,
Sekedar mengais sebutir
beras yang kau buang
Aku menantang hujan, untuk sekedar membeli seteguk
obat untuk ibuku yang kian renta
Aku menantang ramainya kendaraan kota
Untuk sekedar bernafas sejenak dari kerasnya
punggungku yang dipukul oleh ayah
Dan aku menulis ini,
Untuk sekedar kau ingat, ada yang lebih keras
menghadapi hidup ini
Sekedar agar kau ingat apa itu kata bersyukur
Langkahku
Kujalani hidup dengan langkah-langkah rapuh
Terkadang saat angin melintas, aku sulit bertahan
Tapi, aku segera tersadar dari kepiluan yang
membawa luka ini
Ku tak seharusnya menyerah disaat, aku yang
mestinya berjaya
Kini, saat angin melintas kembali
Kesejukan yang dibawanya baru terasa
Saat dulu justru menjadi sembilu hari-hariku
Kehilangan boleh saja membuatku rapuh
Tapi akan kubiarkan itu menjadi kisah dahulu kala
Karena cerita panjang masa depan telah menantiku
Kini langkah-langkahku telah kokoh
Telah kuselimuti baja semangat diri
Ku siap menghadapi topan yang kapan saja akan
menghampiriku kembali
Kamis, 18 April 2013
Larilah
Larilah semampu
kau berlari
Aku tak ingin menahanmu lagi dengan impian kosong diantara kita
Kau memang telah membuka hatiku untuk mengenal apa yang tidak
ingin aku sentuh
Aku belajar banyak artinya bertahan
Aku belajar banyak artinya sebuah prinsip
Kau tak perlu khawatir lagi akan hadirku yang tak kau inginkan
Langit senja menghias hatiku
Malam kelam mewarnai duniaku
Tapi esok pagi pasti akan datang
Matahari kan tetap bersinar pada waktunya
Bumi akan terus berputar
Dan waktupun akan terus melaju dengan inginnya
Hidup kita tak
sebatas sekarang
Dia akan terus
berjalan
Dan kembali,
detik-detik tahun akan menghapus apa yang ingin kau hapus
Langganan:
Postingan (Atom)