Senin, 30 Juni 2014

Aku Ingin Bicara

By: Reny

Aku harus bicara apa
Saat aku ingin berteriak namun takkan ada yg mendengar
Aku harus bicara apa
Saat aku ingin mengungkapkanya namun semua akan menjadi tak baik

Aku ingin sepolos anak kecil
Berbicara seperti apa yang mereka pikirkan
Aku ingin seperti anak kecil
Melakukan semua tanpa memikirkannya

Aku hanya ingin bicara
Bicara tanpa ada yang berubah
Bicara tanpa ada yang menjadi tak baik
Namun, hanya angin yang ada di sekelilingku
Mendengar bicaraku, mendengar teriakanku, mendengar jeritanku, mendengar tangisku
Hanya angin yang mau mendengar semuanya tanpa ada yang berubah
Mendengarku dengan apa adanya
Tanpa topeng
Tanpa sandiwara
Karena kau, dia, mereka dan kalian semuanya
Takkan sanggup melihat aku dengan semua yang ada padaku
Dan bahkan takkan mau tau apa yang ingin aku bicarakan
Takkan mau tahu apa yang aku teriakkan
Dan takkan mau tahu apa yang aku jeritkan


Minggu, 08 Juni 2014

Aku Telah Terbiasa

By : Reny

Jika suatu saat kau juga pergi
Aku takkan pernah menyesalinya
Aku telah terbiasa ditinggalkan
Aku telah terbiasa dilupakan

Jika suatu saat kau lupakan tentang janji-janjimu
Aku takkan marah
Aku telah terbiasa ditinggalkan
Aku telah terbiasa dilupakan

Jika suatu saat aku sendiri
Aku takkan sedih
Aku telah terbiasa ditinggalkan
Aku telah terbiasa dilupakan

Jika harinya tiba
Jika itu menjadi keputusanmu
Aku takkan melarangmu
Karena aku telah terbiasa melerakan 
Karena aku telah terbiasa hanya mampu terdiam

Jika semuanya pergi
Aku telah terbiasa
Duduk di sudut sana
Menulis tentang kisah kita
Menangis dalam diam
Mengukir senyum dalam tangis
Aku telah terbiasa
Ya, aku telah terbiasa

Aku telah terbiasa menangis di tengah hujan
Tertawa diantara deru angin
Aku telah terbiasa untuk tidak dilihat lagi
Ya, aku telah terbiasa

Pergilah jika kau ingin pergi
Jangan kau tinggalkan wajah sendumu untukku
Aku telah terbiasa
Ya, aku telah terbiasa

Sabtu, 07 Juni 2014

Aku Dengan Senyumanku Untukmu.

By: Reny

Kau hanya melihatku dikeegoisanku
Kau hanya melihatku dimarahku
Kau hanya melihatku dikelalaianku
Kau hanya melihatku diketidaksempurnaanku

Pernahkah kau melihatku disenyumku untukmu
Pernahkah kau melihatku ditawaku untukmu
Pernahkah kau melihatku dikepedulianku untukmu
Pernahkah kau melihatku dicandaku untukmu
Pernahkah kau melihatku ditangisku untukmu
Pernahkah kau melihatku dido'aku untukmu
Pernahkah kau melihatku disemua keadaanku untukmu

Aku mencintaimu, sungguh
Semua dari hatiku yang terdalam
Aku menyanyangimu, sungguh
Semua dari hatiku yang terdalam

Namun, aku juga hanyalah manusia biasa,
Saat selalu kau palingkan wajahmu dariku
Saat kau abaikan apapun dariku untukmu
Saat yang hanya kau lihat kelemahanku
Saat yang hanya kau lihat kebodohanku
Semuanya mungkin akan mengikis hati ini
Aku tak menginginkanya,
Namun aku terlalu lemah untuk terus bertahan
disisa akhir pertahanan hatiku
kumeminta padamu, lihatlah aku dengan senyumanku untukmu.

Senin, 02 Juni 2014

Aku Mengerti Aku

semua yang terjadi di usiaku yang sudah kepala dua ini benar-benar membuatku mengenal dunia ini sebenarnya apa, bagaimana dan rasanya apa? walaupun mungkin sesungguhnya belum sepenuhnya aku kenal, namun setidaknya semua yang kualami sejak aku menginjakkan kakiku di bangku kuliah, begitu banyak pelajaran yang aku dapatkan.

kesedihan, hura-hura, kesenangan, keegoisan, kemarahan, kehinaan, semangat, keterpurukan, kemalasan, kesederhanan, kemiskinan, kekayaan, persahabatan, kemunafikan, pertopengan, tawa, canda, takdir, kecewa, bahagia, syukur, ikhlas dn kesabaran. kenapa aku letakkan ikhlas dan kesabaran di akhir semua rasa yang sebenarnya masih banyak lagi, karena semuanya memang berakhir dengan kata tersebut "ikhlas dan sabar".

ikhlas dan sabar menjadi kata paling pokok dan paling penting yang telah aku pelajari. kedua kata inilah yang membuatku tahu apa sebenarnya dewasa itu. apa rasanya, bagaimana menjalaninya, kapan harus ada, di mana aku menempatkanya, siapa yang mengajarkannya, dan mengapa kedua kata itu begitu bermakna?

tak kupungkiri lagi, aku lebih merasa nyaman, saat aku tak tahu apa itu dewasa. karena saat aku mengenalnya, semuanya berubah rasa, tampak manis, ternyata pahit, tampak indah ternyata menyakitkan, tampak bahagia ternyata hanyalah keegoisan, tampak baik, ternyata kemunafikan.

tapi waktu terus berjalan, aku takkan pernah bisa lari dari kenyataan, bahwa aku haruslah dewasa dalam segala hal. dalam pandangan hidup, dalam berteman, dalam menentukan tujuan, pokoknya dalam segala hal. berat namun itulah kenyataan.

"rupa-rupa warna kehidupan ini, nikmati sajalah". nasehat kecil hatiku. karena setiap rintangan yang telah kita lalui, baru akan terasa indahnya saat kita mau menerimanya sebagai riak-riak kehidupan. masalah itu akan terasa ringan setelah kita lalui, kita akan sadar ternyata "tak seberapa berat kok masalahku yang lalu".

saat masalah datang, terlalu sering hati ini ingin menjerit sekuat-kuatnya, ingin sekali melambaikan tangan tanda menyerah, namun cobalah dengar kata hati kecilmu, kata hati kecilku sering berkata,

"nasibmu tinggal selangkah lagi kok, bertahanlah, atau kau akan menyesal saat kau menyerah dengan semua kedaan ini",

 "di luar sana, masih banyak yang ingin berjuang, namun tak ada kesempatan, jadi manfaatkanlah kesempatan yang ada, selagi kau masih mampu memilkinya"

memang berat, bahkan aku juga sering merasa, "akulah yang paling menderita, akulah yang paling banyak masalah, aku lah yang paling mendapatkan kehidupan yang tak adil"
semuanya..akulah...
saat ada rasa tersebut, cobalah melihat ke bawah, jangan kau dongakkan kepalamu, lihatlah di bawahmu, masih banyak mereka yang lebih jauh menderita dari dirimu. jauh lebih berada di zona yang tak nyaman sama sekali, namun mereka terus berjuang, terus melangkahkan kakinya, walau terseok-seok, namun mereka tetap optimis.

"kenapa aku tak bisa ?"

apa yang terjadi pada dirimu, hanya kau yang tahu, apa yang kau butuhkan hanya kau yang tahu. motivasi dari orang sekitar, hanya kau yang tau, mau menerimanya atau malah justru menjadi keterpurukanmu. semuanya hanya kau yang tau yang lain hanyalah penyokong sedanya saja.

jadi, kumantapkan hatiku, kukencangkan ikat kepalaku, kuatur langkahku, kufokuskan tujuanku, kutempatkan mataku untuk melihat ke atas atau kebawah, ke samping, ke depan atau ke belakang, pada waktu yang tepat. karena hanyalah aku yang tahu tentang siapa aku, apa yang aku butuhkan, bagaimana aku, kapan untukku, mengapa aku.