Kamis, 04 Juli 2013

Bertemu Karena Allah dan Berpisah Karena Allah

By : Reny


Sahabat
aku tak butuh kekayaanmu
aku tak butuh harta yang berlimpah darimu
aku juga tak pernah butuh janji-janjimu

Sahabat
yang aku butuhkan adalah kehadiranmu di sisiku
rasa sayangmu kepadaku
rasa pedulimu kepadaku
pekanya hatimu terhadapku

Sahabat
dunia boleh saja terus menyakitiku
asalkan kau tetap tersenyum padaku
asalkan kau berkata 'baik-baik saja' untukku
 itulah yang aku butuhkan

Sahabat
aku ingin kita benar-benar saling mencintai karena-Nya
aku ingin ketulusan kita berlandaskan cinta-Nya
aku ingin kebersamaan kita karena ridha-Nya

karena itulah yang akan membuat hati ini damai

Sahabat
tak ada setiap detik tanpa perencanaan dari-Nya
begitupun pertemuan diantara kita

Sahabat
mungkin aku memang terlahir menjadi manusia yang terlalu ego
namun karena kesabaranmulah yang dapat mendidiku untuk belajar batas-batasnya.

Sahabat
ku harap kita bersua karena allah
dan berpisahpun karena allah

Bagian Isi yang Tak Sama

kekecewaan yang paling berat, saat orang yang kita sayangi justru menyakiti hati kita
saat kita percaya dialah yang mampu mengerti kita, justru berbalik menjadi tak kenal dengan kita.

terlalu banyak berharap dan dikecewakan itulah konsekuensi yang harus diterima saat kita berharap pada manusia.

berbilang hari, bulan bahkan tahun telah dilewati bersama, tak menutup kemungkinan dia tetap menjadi orang yang paling sering menyakiti kita.

kebersamaan yang lalu, tak juga menutup kemungkinan menjadi kemarau panjang yang dihapus oleh hujan sehari.

berusaha memberikan yang terbaik, justru menjadi cambuk bagi kita.
dan itu sangat menyakitkan.

karena waktu membuat semuanya semakin jelas jalan yang  dipilih
kebersamaan yang terjadi hanya sebatas halaman depan saja.
oleh karena itu, terlalu sulit untuk saling melengkapi di bagian isi.
sisi yang ingin dia tulis dan sisi yang ingin kau gambarkan, benar-benar sesuatu yang berbeda.

mungkin awalnya kau selalu paksakan untuk tetap sama walaupun  terpaksa menutup mata dan telinga dari tangisan hati yang sering teriris

kita memang tak pernah ingin bagian penutup dari buku persahabatan berakhir dengan saling menyakiti seperti.

berusaha tegar dan selalu berusaha menyalahkan diri sendiri dan mungkin  menggambarkan ego yang terlalu besar sehingga menutup keberadaan dirinya.

tapi akan terasa sangat berat jika hanya salah satu dari kita yang menyadarinya.
sedangkan dia hanya pandai diam dan menyalahkan semuanya.

rasanya akan tambah sakit, saat dia berubah.
saat dia telah punya banyak yang baru di antara kau dan dia, maka dia tak membutuhkanmu lagi
saat itulah kau tak lagi termasuk bagian penting dalam catatannya yang harus dipertahankan
karena posisimu telah dapat dia pilih siapa saja yang dapat menggantikanmu

itulah bagian yang menyakitkan.
dibuang saat kau ingin tetap mempertahankanya.

andai dia bukan orang yang kau sayangi, mungkin rasanya takkan sesakit yang kau rasakan saat ini,
tapi karena dia telah menjadi bagian terpenting dalam catatanmu
dalam catatan yang ingin selalu kau sayangi dan ingin selalu kau perhatikan
maka rasanya akan sangat sembilu yang menyayat hingga begitu perih

dan juga 
kau terlalu hidup di dunia khayal yang terlalu tinggi
hingga saat kau jatuh, menerima kenyataan yang tak seperti kau bayangkan...
jatuhnya menjadi terlalu dalam, membekas entah kapan akan hilang

itulah gambaran rasa dikhianati oleh orang yang kau sayangi dan kau percaya
dan dibuang oleh orang yang sangat kau pedulikan
dan ditinggalkan oleh orang yang selalu kau temani disetiap sisi kehidupan sifatnya.

kau telah tergantikan
itulah kenyataannya
terimalah dan jadikan pelajaran untukmu

biarkan waktu yang menyadarkan dia atau dia tak kan pernah sadar,
biarlah angin yang membawanya
dan luapkanlah luka hatimu pada embun di pagi hari yang akan menguap di siang hari

sakit dan pedih, jadikan saja warna yang indah diharimu
akan ada mereka yang memang pantas menerima ketulusanmu
dan tidak akan meninggalkanmu